Sadarkah, bahwa tanpa sengaja kita pernah bahkan sering melakukan sesuatu yang ternyata tidak berkenan bagi orang lain?Harusnya IYA!
Selasa, 23 April 2013
Aku kira, aku adalah orang yang paling
sensitif di jagat raya ini ( test pack juga kalah kali sensitifnya), orang yang
seringkali menjadi sangat terharu
atau bahkan sangat tersinggung oleh
hal yang sangat-sangat-sangat-sangat
kecil dan dianggap sepele oleh orang lain. Namun, ternyata aku malah mengabaikan hal yang agak-sedikit-lebih besar. Hingga pagi
ini teguran itu datang sampai aku menitikkan tetes-demi-tetes, karena ternyata
semua yang terjadi satu minggu belakangan ini berawal dari kekhilafanku, ke-tidaksensitif-anku.
Ya, aku yang salah…
Namun izinkan aku menjelaskannya
disini, bukan bermaksud melakukan pembenaran atas apa yang telah terjadi.
1.
Aku tidak memperkenalkan mereka satu-per-satu secara
ekslusif karena ku kira jika kau memang peduli, jika kau memang tertarik pada
kehidupanku, kau akan bertanya langsung pada mereka, tanpa perantara aku. Karena
apa? Karena bagiku perkenalan yang seperti itu terasa lebih hangat dan lebih
akrab, dan orang tuaku selalu melakukan yang seperti itu.
Aku juga tidak
memperkenalkan pada mereka yang berada di sekitar kita, karena ku pikir toh
mereka hanya untuk beberapa bulan ini saja, toh mereka juga melakukan hal yang
sama, toh tak ada urusannya antara aku-kami-mereka. Namun ternyata aku salah. Seharusnya
aku memperhatikan lingkunganku.
2. Tentang mereka,
yang pernah kubawa masuk dan ku tinggalkan sebentar karena aku sedang
menyiapkan sesuatu dengan temanku yang lain, aku tak tahu apapun tentang hal
yang kau bicarakan itu, sungguh! Entah orang- orang itu yang salah persepsi,
atau memang begitu adanya. Hanya dia-dia yang satunya lagi- dan Tuhan yang tau.
Aku tak akan membawanya lagi, dengan alasan apapun, termasuk berbohong padanya
mungkin :’)
3. Aku bukannya
tidak menghargai apa yang kau sediakan. Waktu itu aku benar- benar lupa
membawanya, ditambah lagi barang bawaanku sangat banyak. Ya, memang saat itu
aku juga sedang tidak mood. Maaf, namun percayalah aku tak bermaksud demikian.
4. Belajar itu
memang sudah menjadi tugasku,kan? Jadi tak perlu kau bilang bahwa aku
melakukannya sampai dini hari karena sakit hati atau apalah itu atas
perkataanmu semester lalu. Aku sama sekali tidak sakit hati kok, tenang saja. Karena
aku tahu, usahaku memang tak maksimal waktu itu. Tapi walau tak maksimal, toh
masih bisa dapet segitu kankankaaann, apalagi kalau maksimal HAHAHA #sombong!
#staycool! B-) (oke, bagian ini merusak seluruh tulisan yang ku buat dengan
rintik-rintik ini ^^v ).
Mmm, lalu apalagi ya... Aku lupa apalagi yang kau katakan waktu itu. But, thanks. I’ll do better :)
*) Ahhh iya, tentang dia yang kau bilang
harus ku ceritakan padamu. Tak ada yang perlu kuceritakan tentang dia, karena
memang tak ada apa, ciyus deh :D
Kau tak perlu khawatir tentang dia, karena
aku sudah punya komitmen tentang itu. Untuk hal lain mungkin aku bisa goyah
dengan sangat mudah, tapi untuk yang satu ini, sampai titik darah penghabisan
akan aku pertahankan. Oke ;)
**) Re-write notes dari hp, ku tulis
langsung setelah kejadian pagi itu, dengan beberapa perubahan dan penambahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar