Sabtu, 18 Agustus 2012

tugas MPA Jurusan Psiko UNJ '12

Resume Mahzab- Mahzab Psikologi

            Secara umum, psikologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang jiwa. Psikologi berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Psikologi sebagai disiplin ilmu baru lahir pada akhir abad 18 Masehi. Hingga kini sekurang-kurangnya ada empat mahzab psikologi, yakni 1) Psikoanalisa, 2) Behaviorisme, 3) Kognitif dan 4) Humanisme. Empat mahzab itu menggambarkan adanya dinamika pemahaman terhadap manusia yang sifatnya trial and error.
1)Psikoanalisa
Salah satu tokoh psikoanalisia adalah Sigmund Freud (1856 – 1939). Nama asli Freud adalah Sigismund Scholomo. Aliran ini menyatakan bahwa struktur dasar kepribadian manusia sudah terbentuk pada usia lima tahun.
Freud membagi struktur kepribadian dalam tiga komponen, yaitu id, ego, dan superego. Perilaku seseorang merupakan hasil interaksi antara ketiga komponen tersebut. Id merupakan sumber dari insting kehidupan (makan, minum, tidur) dan insting agresif yang menggerakkan tingkah laku. Id berorientasi pada prinsip kesenangan.Ego sebagai sistem kepribadian yang terorganisasi, rasional, dan berorientasi pada prinsip realitas. Superego merupakan komponen moral kepribadian yang terkait dengan norma di masyarakat mengenai baik-buruk atau benar-salah.Superego berfungsi untuk merintangi dorongan id, terutama dorongan seksual dan sifat agresif, juga mendorong ego untuk menggantikan tujuan realistik dengan tujuan moralistik, serta mengejar kesempurnaan. Pandangan psikoanalisia memberi implikasi yang sangat luas terhadap konseling dan psikoterapi, khususnya dalam aspek tujuan yang hendak dicapai serta prosedur yang dapat dikembangkan.

2) Behaviorisme
Aliran ini sering dikatkan sebagai aliran ilmu jiwa namun tidak peduli pada jiwa. Pada akhir abad ke-19, Ivan Petrovic Pavlov memulai eksperimen psikologi yang mencapai puncaknya pada tahun 1940 – 1950-an.
Aliran ini memandang manusia sebagai mesin (homo mechanicus) yang dapat dikendalikan perilakunya melalui suatu pelaziman (conditioning). Sikap yang diinginkan dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive behaviour atau perilaku menyimpang. Tidak menjadi persoalan apakah manusia itu baik atau tidak,ia sangat plastis, bisa dibentuk menjadi apa dan siapa sesuai dengan lingkungan yang dialami atau yang dipersiapkan untuknya. Yang menjadi prinsip umum dalam aliran Behaviorisme adalah tingkah laku sebagai objek, refleks atas semua bentuk tingkah laku, dan pembentukan kebiasaan dalam individu.

3) Kognitif
            Aliran kognitif mulai muncul pada tahun 60-an sebagai gejala ketidakpuasan terhadap konsep manusia menurut behaviourisme. Gerakan ini tidak lagi memandang manusia sebagai sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif terhadap lingkungan, melainkan sebagai makhluk yang selalu berfikir (Homo Sapiens).
Tokoh-tokohnya antara lain: Gestalt, Meinong, Ehrenfels, Kohler, Max Wetheimer, dan Koffka. Menurut mereka manusia tidak memberikan respons secara otomatis kepada stimulus yang dihadapkan kepadanya karena manusia adalah makhluk aktif yang dapat menafsirkan lingkungan,bahkan merubahnya. Manusia berusaha memahami  lingkungan yang dihadapi dan merespond dengan pikiran yang dimiliki.

4) Humanisme
            Aliran Humanisme merupakan kontribusi besar dari psikolog-psikolog terkenal seperti Carl Rogers, Goldon Allport dan Abraham Maslow. Humanisme muncul sebagai gerakan besar psikologi pada tahun 1950 – 1960-an.
Aliran ini mengkritisi aliran Behaviorisme yang menekankan pada stimulasi tingkah laku yang teramati. Menurut aliran Humanisme, pandangan Behaviorisme terlalu menyederhankan dan melalaikan manusia dari pengalaman batinnya, tingkah lakunya yang kompleks, nilai-nilai cinta kasih atau kepercayaan, juga potensi dan aktualisasi diri. Humanisme sangat mementingkan self (diri) manusia sebagai pemersatu yang menerangkan pengalaman-pengalaman subjektif individual.
Aliran Humanisme juga tidak menyetujui pandangan Psikoanalisis yang cenderung pesimistik dan pandangan Behaviorisme yang cenderung memandang manusia sebagai netral (tidak baik dan tidak jahat). Humanisme memandang manusia pada hakikatnya adalah baik. Perbuatan-perbuatan manusia yang kejam dan mementingkan diri sendiri dipandang sebagai tingkah laku yang disebabkan oleh penolakan dan frustasi dari sifat yang pada dasarnya baik tersebut.
Aliran Humanisme memfokuskan diri pada kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
Psikologi Humanistik memandang manusia sebagai eksistensi yang positif dan menentukan. Manusia adalah makhluk yang unik, memiliki cinta, krestifitas, nilai dan makna serta pertumbuhan pribadi. Oleh karena itu teori Humanisme menyebut manusia sebagai homo ludens, yakni manusia yang mengerti makna kehidupan.




Berdasarkan uraian tentang mahzab- mahzab psikologi diatas, saya setuju dengan mahzab humanisme. Manusia pada dasarnya adalah baik dan setiap manusia adalah unik. Setiap manusia mempunya potensi yang dapat dikembangkan demi mencapai aktualisasi dirinya secara penuh. Manusia juga bertanggung jawab penuh atas dirinya, atas jalan hidup yang dipilihnya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka. Manusia bebas memaknai hidupnya, apa yang kita lakukan dan apa yang kita alami, bahkan dalam situasi yang paling menyedihkan sekalipun. Saya yakin, saat kita mulai memaknai hidup yang telah kita jalani ini, maka kita akan merasa lebih bahagia dan akan mampu menjalani kehidupan selanjutnya dengan segala tantangan dan rintangannya. Dengan kata lain,pemaknaan akan hidup adalah salah satu cara untuk dapat menikmati hidup itu sendiri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar