Resume
Mahzab- Mahzab Psikologi
Secara umum, psikologi diartikan
sebagai ilmu pengetahuan tentang jiwa. Psikologi berasal dari kata psyche yang
berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Psikologi sebagai
disiplin ilmu baru lahir pada akhir abad 18 Masehi. Hingga kini
sekurang-kurangnya ada empat mahzab psikologi, yakni 1) Psikoanalisa, 2)
Behaviorisme, 3) Kognitif dan 4) Humanisme. Empat mahzab itu menggambarkan
adanya dinamika pemahaman terhadap manusia yang sifatnya trial and error.
1)Psikoanalisa
Salah satu tokoh
psikoanalisia adalah Sigmund Freud (1856 – 1939). Nama
asli Freud adalah Sigismund
Scholomo. Aliran ini menyatakan bahwa struktur dasar kepribadian manusia
sudah terbentuk pada usia lima tahun.
Freud membagi struktur kepribadian dalam
tiga komponen, yaitu id, ego, dan superego. Perilaku seseorang merupakan hasil interaksi antara ketiga
komponen tersebut. Id merupakan
sumber dari insting kehidupan (makan, minum, tidur) dan insting
agresif yang menggerakkan tingkah laku. Id berorientasi pada
prinsip kesenangan.Ego sebagai
sistem kepribadian yang terorganisasi, rasional, dan berorientasi pada prinsip
realitas. Superego merupakan komponen
moral kepribadian yang terkait dengan norma di masyarakat mengenai baik-buruk atau benar-salah.Superego berfungsi untuk merintangi dorongan id, terutama dorongan seksual dan
sifat agresif, juga mendorong ego untuk menggantikan
tujuan realistik dengan tujuan moralistik, serta mengejar kesempurnaan. Pandangan psikoanalisia memberi implikasi yang
sangat luas terhadap konseling dan psikoterapi, khususnya dalam aspek tujuan
yang hendak dicapai serta prosedur yang dapat dikembangkan.
2) Behaviorisme
Aliran ini sering
dikatkan sebagai aliran ilmu jiwa namun tidak peduli pada jiwa. Pada akhir abad
ke-19, Ivan Petrovic Pavlov memulai eksperimen psikologi yang mencapai
puncaknya pada tahun 1940 – 1950-an.
Aliran ini memandang manusia sebagai mesin (homo mechanicus) yang dapat dikendalikan
perilakunya melalui suatu pelaziman (conditioning). Sikap yang diinginkan
dilatih terus-menerus sehingga menimbulkan maladaptive
behaviour atau perilaku menyimpang. Tidak menjadi persoalan apakah manusia itu baik atau tidak,ia
sangat plastis, bisa dibentuk menjadi apa
dan siapa sesuai dengan lingkungan yang
dialami atau yang dipersiapkan
untuknya. Yang menjadi prinsip
umum dalam aliran Behaviorisme adalah tingkah laku sebagai
objek, refleks atas semua bentuk tingkah laku, dan pembentukan kebiasaan dalam
individu.
3) Kognitif
Aliran kognitif mulai
muncul pada tahun 60-an sebagai gejala ketidakpuasan terhadap konsep manusia
menurut behaviourisme. Gerakan ini tidak lagi memandang manusia sebagai sebagai
makhluk yang bereaksi secara pasif terhadap lingkungan, melainkan sebagai
makhluk yang selalu berfikir (Homo Sapiens).
Tokoh-tokohnya antara lain: Gestalt,
Meinong, Ehrenfels, Kohler, Max Wetheimer, dan Koffka. Menurut mereka manusia
tidak memberikan respons secara otomatis kepada stimulus yang dihadapkan
kepadanya karena manusia adalah makhluk aktif yang dapat menafsirkan
lingkungan,bahkan merubahnya. Manusia berusaha
memahami lingkungan yang dihadapi dan merespond dengan pikiran yang dimiliki.
4) Humanisme
Aliran Humanisme merupakan kontribusi besar dari
psikolog-psikolog terkenal seperti Carl Rogers, Goldon Allport dan Abraham
Maslow. Humanisme muncul sebagai gerakan besar psikologi pada tahun 1950 –
1960-an.
Aliran ini mengkritisi aliran Behaviorisme
yang menekankan pada stimulasi tingkah laku yang teramati. Menurut aliran
Humanisme, pandangan Behaviorisme
terlalu menyederhankan dan melalaikan manusia dari pengalaman batinnya, tingkah
lakunya yang kompleks, nilai-nilai cinta kasih atau kepercayaan, juga potensi dan
aktualisasi diri. Humanisme sangat
mementingkan self (diri)
manusia sebagai pemersatu yang menerangkan pengalaman-pengalaman subjektif
individual.
Aliran Humanisme juga tidak menyetujui pandangan Psikoanalisis yang cenderung
pesimistik dan pandangan Behaviorisme yang cenderung memandang manusia sebagai
netral (tidak baik dan tidak jahat). Humanisme memandang manusia pada hakikatnya adalah
baik. Perbuatan-perbuatan manusia yang kejam dan mementingkan diri sendiri
dipandang sebagai tingkah laku yang disebabkan oleh penolakan dan frustasi dari
sifat yang pada dasarnya baik tersebut.
Aliran Humanisme memfokuskan diri pada
kemampuan manusia untuk berfikir secara sadar dan rasional dalam mengendalikan
hasrat biologisnya guna meraih potensi maksimal. Manusia bertanggung jawab
terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk
mengubah sikap dan perilaku mereka.
Psikologi Humanistik memandang manusia sebagai eksistensi yang positif dan menentukan. Manusia adalah makhluk
yang unik, memiliki cinta, krestifitas, nilai dan makna serta pertumbuhan pribadi. Oleh karena itu teori
Humanisme menyebut manusia
sebagai homo ludens, yakni manusia yang mengerti makna kehidupan.
Berdasarkan uraian tentang mahzab- mahzab
psikologi diatas, saya setuju dengan mahzab humanisme. Manusia pada dasarnya
adalah baik dan setiap manusia adalah unik. Setiap manusia mempunya potensi
yang dapat dikembangkan demi mencapai aktualisasi dirinya secara penuh. Manusia
juga bertanggung jawab penuh atas dirinya, atas jalan hidup yang dipilihnya serta mempunyai
kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka. Manusia bebas
memaknai hidupnya, apa yang kita lakukan dan apa yang kita alami, bahkan dalam situasi yang paling menyedihkan
sekalipun. Saya yakin, saat kita mulai
memaknai hidup yang telah kita jalani ini, maka kita akan merasa lebih bahagia
dan akan mampu menjalani kehidupan selanjutnya dengan segala tantangan dan
rintangannya. Dengan kata lain,pemaknaan akan hidup adalah salah satu cara
untuk dapat menikmati hidup itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar